Guru kelas 4 SD Senen 03, Nurjanatun misalnya, secara gamblang menyatakan pelatihan selama 52 jam yang diberikan beberapa hari lalu belum cukup untuk bisa sepenuhnya mengimplementasikan Kurikulum 2013. Menurutnya, pelatihan mestinya dilakukan selama sebulan.
Bu guru yang lebih akrab disapa dengan nama Nur itu menuturkan, pelajaran model tematik sendiri baginya bukan hal baru karena sudah pernah diterapkan di kelas 1, 2, dan 3 tempat dia mengajar. "Yang agak kurang, kita kurang memahami SKL itu untuk diterapkan kepada anak, itu yang harus terus kita wanti-wanti," kata Nurjanatun, Senin (15/7).
Dia menjelaskan, dalam 52 jam pelatihan itu guru-guru sasaran Kurikulum 2013 diberikan tes awal dan tes akhir tentang pehamanan kurikulum. Selanjutnya, para guru pada hari kedua hingga keempat pelatihan mendapat pembelajaran tentang teori dan praktek mengajar tematik.
"Kalau memang kita merasa cukup harusnya kita sudah bisa semuanya ya. Kalau saya bilang belum cukup, perlu ada kontinuitasnya, harus ada pemantauan oleh dinas," kata Nur.
Dari penjelasan awal soal penilaian, Nur dan guru sasaran lainnya sudah diberi gambaran bahwa penialaian terhadap siswa tidak hanya dalam bentuk angka, tapi juga lebih banyak deskripsi tentang moral, keterampilan dan pengetahuan peserta didik selama di sekolah. "Tapi kita belum tau persisnya bagaimana sistem penilainnya. Karena kita tiap hari menilai, maka harus tahu karakter anak, kemudian mendeskripsikannya," pungkasnya.
sumber : jpnn.com
Judul: Guru SD Keluhkan Metode Penilaian di Kurikulum Baru
Rating: 10 out of 10 based on 24 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh Agus Fanani
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda...
Rating: 10 out of 10 based on 24 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh Agus Fanani
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda...
Pada : Guru SD Keluhkan Metode Penilaian di Kurikulum Baru
Post a Comment
Konversi Kode di Sini!